https://ejournal.stai-mifda.ac.id/index.php/alkainah/issue/feedAL-KAINAH: Journal of Islamic Studies2024-07-16T00:45:32+00:00Dr. Omang Komarudin, M.Agomangkomarudin@stai-mifda.ac.idOpen Journal Systems<p><a href="https://ejournal.stai-mifda.ac.id/index.php/alkainah"><strong>AL-KAINAH: Journal of Islamic Studies</strong></a> is a peer-reviewed journal published twice a year by the Institute for Research and Community Service, <a href="https://stai-mifda.ac.id/"><strong>Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Miftahul Huda Subang</strong></a>, West Java, Indonesia. This journal is a religious or Islamic studies journal containing research results from Islamic thought, Islamic education, Islamic law, political Islam, and Islamic economics from a social and cultural perspective as well as content analysis from al-Qur’an and Hadist. The editors warmly welcome contributions from scholars and researchers from various disciplines. All submitted manuscripts must go through a double-blind review process. This journal is an open access journal. Users are allowed to read, download or use it for other lawful purposes, without first asking permission from the publisher or author. This journal is <a href="https://ejournal.stai-mifda.ac.id/index.php/alkainah/issue/archive"><strong>published twice a year in</strong> <strong>June and December</strong></a> by Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Huda Subang. <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20230111191548249"><strong>P-ISSN: 2985-5438</strong></a> and <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20230111271431607"><strong>E-ISSN: 2985-542X</strong></a>.</p>https://ejournal.stai-mifda.ac.id/index.php/alkainah/article/view/624Berdzikir dan Berpikir Sebagai Proses Pendidikan Islam2024-07-16T00:45:32+00:00Munasirmunasirmpd89@gmail.comAndewi Suhartiniandewi.suhartini@uinsgd.ac.id<p>Berdzikir (mengingat Allah) dan berpikir (refleksi atau pemikiran rasional) adalah konsep penting dalam pendidikan Islam yang membentuk karakter dan perkembangan intelektual seseorang. Untuk mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan pengetahuan spiritual, dan memperkuat hubungan dengan-Nya, orang melakukan dzikir dengan mengulang nama-nama Allah atau doa-doa tertentu. Sebaliknya, berpikir Islam mengacu pada proses yang diilhami oleh Al-Quran dan Hadis untuk berpikir kritis, menganalisis, dan membuat keputusan berdasarkan pengetahuan dan hikmah. Keduanya saling melengkapi dalam membentuk kepribadian yang seimbang antara aspek intelektual dan spiritual. Pendidikan Islam idealnya menggabungkan kedua ide ini untuk mendidik manusia yang tidak hanya taat secara ritualistik tetapi juga memiliki kemampuan untuk berpikir kritis dan bijak saat menghadapi tantangan hidup. Akibatnya, kombinasi berdzikir dan berpikir dapat menghasilkan insan kamil, atau manusia sempurna, yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan yang luas, dan mampu berkontribusi positif kepada masyarakat.</p>2024-06-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 AL-KAINAH: Journal of Islamic Studieshttps://ejournal.stai-mifda.ac.id/index.php/alkainah/article/view/512PENGARUH ISLAM DALAM KESENIAN DAN KEBUDAYAAN DI PULAU JAWA2024-06-11T15:14:25+00:00andes rehulina andesbrsihombinga@gmail.com<p>This study investigates the influence of Islam on the arts and culture of Java, one of the regions with the richest cultural heritage in Indonesia. Islam spread to Java in the 13th century through trade routes and the preaching of the Songo saints. Santo Songo played an important role in integrating Islamic teachings into the life of Javanese society. The influence of Islam on Javanese art and culture can be seen in various forms, including fine arts, music, dance, theater and traditional rituals. In the field of art, Islamic influence can be seen in batik motifs that combine Islamic symbols with local aesthetics, as well as in carvings that decorate buildings and cultural assets. Gamelan music and shadow puppet art also show adaptation to Islamic values, and the stories are based on Islamic teachings and ethics. Traditional dances, such as Sufi dance, reflect spiritual practices embedded in Javanese traditions. In the cultural field, Islam has influenced traditional rituals and religious ceremonies, and many Hindu and Buddhist traditions have been adapted to Islamic values, creating new, harmonious forms. The Javanese philosophy of life, known as the Javanese concept, combines Islamic spirituality and local wisdom, giving birth to a unique syncretism. The study concluded that the influence of Islam not only enriched Javanese art and culture, but also helped shape a dynamic and tolerant cultural identity that continues to develop and adapt today.</p>2024-06-21T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 AL-KAINAH: Journal of Islamic Studieshttps://ejournal.stai-mifda.ac.id/index.php/alkainah/article/view/149DAMPAK PENGGUNAAN KECERDASAN BUATAN DALAM PROSES PENDIDIKAN ISLAM2023-06-22T23:00:07+00:00yana yuhanapjjyanayuhana@gmail.com<p>Kecerdasan Buatan (AI) telah menjadi topik yang semakin populer dalam pendidikan. Dalam konteks pendidikan Islam, penggunaan AI dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar-mengajar, serta meningkatkan keterlibatan siswa dan mempersonalisasi pembelajaran. Namun, dampak penggunaan AI dalam pendidikan Islam masih perlu diteliti secara sistematis. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak penggunaan AI dalam pendidikan Islam melalui studi sistematik literatur yang komprehensif. Dalam studi ini, kami mengidentifikasi dan menganalisis beberapa artikel yang terkait dengan penggunaan AI dalam pendidikan Islam dari berbagai sumber literatur, termasuk jurnal akademik dan konferensi internasional. Hasil studi menunjukkan bahwa penggunaan AI dalam pendidikan Islam memiliki dampak positif pada efisiensi dan produktivitas, personalisasi pembelajaran, keterlibatan siswa, akurasi penilaian, dan aksesibilitas. Namun, penggunaan AI juga memiliki tantangan, seperti kekhawatiran privasi dan keamanan data siswa, serta risiko penggantian guru dengan teknologi. Oleh karena itu, penggunaan AI dalam pendidikan Islam perlu dikembangkan dengan strategi yang tepat dan pengelolaan yang baik untuk memaksimalkan manfaatnya dan meminimalkan risiko negatifnya.</p>2024-06-23T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 AL-KAINAH: Journal of Islamic Studieshttps://ejournal.stai-mifda.ac.id/index.php/alkainah/article/view/567KARAKTERISTIK DAN NILAI-NILAI MORAL DALAM QASHASHUL QUR’AN : PERSFEKTIF ETIKA ISLAM2024-06-29T08:33:36+00:00Muhammad Lutfi Hakimojosakkarepedewe@gmail.comNita FauziahFauziahnita2@gmail.comM Abu Amarmabuamar12345@gmail.comAlam Tarlamalamtarlam@gmail.com<p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Kisah-kisah dalam Al-Qur'an menarik perhatian karena mengandung hubungan sebab-akibat yang logis dan memberikan pesan serta pelajaran sejarah yang mendalam. Al-Qur'an memuat berbagai kisah yang mencakup masa lalu dan masa depan, seperti kisah Ashabul Kahfi dan burung Hudhud dalam cerita Nabi Sulaiman, yang memberikan pelajaran melalui simbol-simbol. Kisah-kisah ini disajikan dengan tujuan memberikan pelajaran moral dan spiritual, memperkokoh keimanan, serta membimbing manusia menuju kebaikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan untuk mengkaji kisah-kisah tersebut secara mendalam, guna mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif dan bermanfaat bagi kehidupan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Qashashul Qur'an, yang berarti cerita atau berita dalam bahasa Arab, merujuk pada kisah-kisah umat terdahulu, kenabian, dan peristiwa dalam Al-Qur'an. Kisah-kisah tersebut dibedakan berdasarkan waktu dan materi, dan disajikan tanpa urutan kronologis yang ketat, menunjukkan keindahan sastra Al-Qur'an sekaligus mempertahankan kebenaran historisnya. Dengan demikian, studi ini tidak hanya mengungkapkan karakteristik naratif Al-Qur'an tetapi juga mendalami nilai-nilai moral yang terkandung dalam kisah-kisah tersebut, menjadikan mereka sebagai sumber inspirasi etika Islam bagi umat manusia.</p>2024-06-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 AL-KAINAH: Journal of Islamic Studieshttps://ejournal.stai-mifda.ac.id/index.php/alkainah/article/view/623Prohibisi Judi dan Khamr dalam Al-Qur'an: Analisis Tafsir Al-Misbah dan Rawa'iul Bayan 2024-07-15T13:54:56+00:00Haikal Hartonoalfiqrihaikal5@gmail.com<p>Empat belas abad lalu Islam telah mengharamkan khamr beserta judi untuk memberikan penghargaan terhadap akal manusia yang mana merupakan anugerah dari Allah yang wajib untuk dipelihara dengan sebagik-baiknya. Pengharaman ini telah mendapat banyak dukungan sebab dari sisi kesehatan memang khamr sangatlah berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia sedangkan judi menimbulkan kesengsaraan bagi umat. Keduanya membawa pada kemudharatan baik bagi pribadi maupun masyarakat. Peneliti kali ini menggunakan metode kepustakaan <em>(library research) </em>dengan deskriptif-analisis yang berusaha mengolah data dari sumber yang ada untuk kemudian diteliti. Akhirnya, penulis menyimpulkan bahwa pengharaman judi dan khamr dikarenakan kemudharatanya yang lebih besar dari manfaatnya. Manfaat yang didapat hanyalah bersifat sementara duniawi namun merugikan orang lain. Memang terdapat banyak sudut pandang mengenai khamr dan judi. Namun, penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya khamr dimaksudkan sebagai segala minuman yang mengandung unsur memabukan. Sedangkan judi ialah perbuatan yang mewajibkan adanya pembayaran, pengambilan harta atau uang orang lain. Keduanya sama-sama memberikan sisi negatif yakni merugikan orang lain. </p> <p><em>Fourteen centuries ago, Islam forbade wine and gambling to give respect to human reason, which is a gift from Allah that must be maintained as well as possible. This prohibition has received a lot of support because from a health perspective, khamr is very dangerous for the health of the human body, while gambling causes misery for people. Both bring harm to both individuals and society. This time the researcher used a library research method with descriptive analysis which attempted to process data from existing sources for later research. Finally, the author concludes that the prohibition on gambling and khamr is because the harm is greater than the benefits. The benefits obtained are only temporary but are detrimental to other people. There are indeed many points of view regarding khamr and gambling. However, the author concludes that basically khamr is meant as any drink that contains intoxicating elements. Meanwhile, gambling is an act that requires payment, taking other people's property or money. Both have a negative side, namely harming other people<strong>.</strong></em></p>2024-06-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 AL-KAINAH: Journal of Islamic Studies